Senin, 28 Januari 2013
Hati-hati Menguap Bisa Menular
Nabi Muhammad SAW mengingatkan hal ini. Menurut beliau, menguap itu adalah perbuatan yang berasal dari setan. Beliau bersabda, “Bersin itu dari Allah dan menguap itu dari setan. Jika salah seorang kalian menguap maka tutuplah mulutnya dengan tangannya, karena setan berupaya untuk masuk dan jika ia katakan ‘aaah …’ maka setan tertawa di dalam perutnya. Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap.”
Minggu, 27 Januari 2013
Angklung Alat Musik Masa Depan
Angklung adalah alat tradisional yang berasal dari Jawa barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu). Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010.
Secara modern mungkin alat musik asli indonesia ini kurang populer di banding alat musik lainnya seperti gitar dan piano. Memang tidak mudah mempopulerkan alat musik asli indonesia ini. Minat para anak muda pun sangat kurang. Padahal alat musik angklung cukup mudah dimainkan, dibandingkan alat musik lainnya seperti gitar yang membutuhkan ketrampilan lebih untuk bisa memainkannya.
Inilah salah satu kegiatan non akademik yang diajarkan di PSPA Bima Sakti, Batu. Kegiatan ini sangat bagus terutama untuk mengenalkan dan mempopulerkan alat musik asli Indonesia ini pada anak-anak. Saya berharap nantinya akan banyak sekolah-sekolah yang mengajarkan alat musik angklung ini ke murid-muridnya. Pasalnya alat musik ini cukup mendapat perhatian di dunia seni musik. Jika kita melihat di Youtube cukup banyak video tentang alat musik angklung yang kita temukan, dari membawakan lagu-lagu tradisional sampai lagu modern yang terbaru dan terpopuler, bahkan ada yang membawakannya solo, memadukannya dengan musik band sampai musik orkestra dan beberapa video di lansir tampil di luar negeri. Maka, tidak mustahil jika nantinya angklung akan menjadi alat musik yang populer juga.
Jika di dunia musik kita menganal dewa gitar Slash GNR ataupun Maxim Lubarsky seorang pianis master, mungkin suatu saat nanti bakal ada musisi angklung yang menjadi maestro dan tentu saja saya berharap berasal dari Indonesia.
Penampilan angklung anak-anak PSPA Bima Sakti Angkatan I, 2013
Selasa, 22 Januari 2013
Rabu, 02 Januari 2013
SEJARAH SKRIPSI
Apakah skripsi itu? Dari mana asal usul tradisi ini? Mengapa mahasiswa
harus menulisnya? Apa bedanya dengan Thesis dan Disertasi di tingkat
pasca sarjana? Inilah beberapa pertanyaan yang akan dibahas dalam artikel
ini.
Apabila Anda adalah seorang mahasiswa program S-1, kemungkinan besar Anda akan diwajibkan untuk menulis skripsi di akhir program studi Anda. Skripsi adalah suatu karya tulis yang berbasis penelitian (perpustakaan atau lapangan). Untuk memahami mengapa mahasiswa program S-1 umumnya diwajibkan untuk menulis skripsi, ada baiknya kita melihat asal usul tradisi ini.
Di zaman dulu, di abad pertengahan di Eropa sana, seorang pekerja yang ingin menjadi anggota asosiasi pekerja harus membuktikan keahliannya dengan menghasilkan suatu karya, yang disebut masterpiece. Karya ini kemudian diperiksa oleh para pengurus asosiasi, dan kalau yang bersangkutan dinyatakan lulus, ia diberi gelar Master (ahli) di bidangnya dan diterima menjadi anggota asosiasi.
Ketika perguruan tinggi didirikan, para pengelolanya mengadopsi praktek itu sebagai syarat bagi seseorang yang ingin memperoleh gelar Master atau Doktor. Yang bersangkutan harus terlebih dahulu membuktikan diri mampu melaksanakan penelitian ilmiah dengan baik dan benar. Saat ini, thesis atau disertasi di perguruan tinggi seluruh dunia berfungsi seperti masterpiece para pekerja di zaman abad pertengahan itu, yaitu bukti atas kemampuan atau keahlian mereka untuk melaksanakan tugas tertentu.
Untuk apa mahasiswa diwajibkan menulis skripsi? Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dengan mewajibkan Anda (mahasiswa) menulis skripsi antara lain:
1. Untuk mendorong
Anda melakukan penelitian mandiri dan untuk mengembangkan ketrampilan yang
diperlukan bagi karir Anda di masa depan.
2. Memberikan suatu cara yang dapat Anda gunakan untuk
membuktikan kemampuan Anda melakukan penelitian dengan standar profesional dan
mengkomunikasikannya secara profesional juga.
3. Untuk meningkatkan keahlian umum Anda di bidang yang
telah Anda pilih.
Berikut ini adalah pandangan the Australian Vice-Chancellor's Committee's Academic Standards Panel: Economics (Panel Standar Akademik dari Komisi Rektor Australia di bidang Ekonomi) tentang manfaat pokok adanya penulisan skripsi di program S-1 (Honours).
1. Alumni program
S-1 (Honours) adalah kelompok elit yang sebagian besar dari mereka akan
memasuki dunia kerja profesional yang mandiri. Dengan demikian,
kesempatan untuk melakukan penelitian mandiri dalam jangka waktu yang cukup
panjang dengan memperoleh bantuan pembimbing merupakan suatu pemagangan yang akan bermanfaat bagi studi lanjut dan pekerjaan mereka di masa depan.
2. Skripsi, karena besar dan kualitas kemandirian
pekerjaan yang diperlukan, serta adanya pembimbingan dosen, itulah yang
membedakan antara tahun honours (tahun ke empat) dengan tahun-tahun
sebelumnya.
3. Skripsi memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
memadukan berbagai aspek bidang studi mereka yang dalam tahun-tahun
sebelumnya, telah mereka pelajari sebagai mata kuliah yang terpisah-pisah.
4. Skripsi merupakan alat penilaian yang amat bagus
karena dapat memberikan lingkungan di mana sifat-sifat unggul dari para lulusan
kelompok rangking teratas dapat ditunjukkan, yaitu keorisinilan, penguasaan
bidang studi dan suatu rasa bagaimana menggunakannya, serta kreatifitas.
Akan jauh lebih sulit untuk mendeteksi adanya sifat-sifat itu melalui ujian
atau karya tulis pendek.
5. Skripsi mengembangkan dan menguji kemampuan mahasiswa
untuk mengorganisir dan melaksanakan penelitian yang memerlukan waktu panjang
dan menyajikan hasil penelitian yang rumit itu dengan baik.
6. Skripsi adalah satu-satunya bagian dari tahun honours
(tahun ke empat) yang dapat mereka katakan sebagai karya penting mereka
sendiri. Mahasiswa cenderung tidak menganggap transkrip nilai matakuliah mereka
seperti ini.
Lalu apa
bedanya skripsi, thesis dan disertasi?
Ketiganya mempunyai persamaan yaitu karya tulis berbasis penelitian. Artinya karya itu merupakan laporan atas penelitian yang telah dilakukan mahasiswa dengan bantuan pembimbing. Karena merupakan laporan penelitian, maka ketiganya mengikuti format pelaporan yang sama. Perbedaan ketiga jenis karya itu terletak pada kedalaman, kemanfaatan, tujuan yang ingin dicapai dengan penugasan itu, dan jenjang pemberian tugas tersebut.
Ketiganya mempunyai persamaan yaitu karya tulis berbasis penelitian. Artinya karya itu merupakan laporan atas penelitian yang telah dilakukan mahasiswa dengan bantuan pembimbing. Karena merupakan laporan penelitian, maka ketiganya mengikuti format pelaporan yang sama. Perbedaan ketiga jenis karya itu terletak pada kedalaman, kemanfaatan, tujuan yang ingin dicapai dengan penugasan itu, dan jenjang pemberian tugas tersebut.
1. Skripsi
dijadikan syarat kelulusan di program S-1 (sarjana) dengan maksud memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk menunjukkan bahwa dia dapat menerapkan
langkah-langkah pendekatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan dan
melaporkannya secara tertulis. Biasanya, dalam skripsi tidak dituntut
adanya sintesis baru atau penemuan baru.
2. Thesis dijadikan syarat kelulusan di program S-2
(magister) dengan maksud memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
menunjukkan bahwa dia dapat mebuat suatu sintesis baru atau penerapan
pengetahuan yang sudah ada, dan melaporkannya secara tertulis.
3. Disertasi dijadikan syarat kelulusan di program S-3
(doctor) dengan maksud memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menunjukkan
bahwa dia memahami (mengikuti) perkembangan mutakhir pengetahuan ilmiah di
bidang ilmunya dan memberikan sumbangan pada perkembangan ilmu itu
melalui penemuan baru yang orisinal yang dilaporkannya secara tertulis.
Catatan: Di beberapa perguruan tinggi di luar negeri, hanya mahasiswa yang mempunyai nilai bagus (ranking atas) sajalah yang boleh mengambil program honours dan menulis skripsi.
www.pendidikanislam.net
TIPS MENGHADAPI UJIAN SKRIPSI
Menghadapi Ujian Skripsi
Banyak
mahasiswa yang benar-benar takut menghadapi ujian skripsi. Terlebih lagi,
banyak mahasiswa terpilih yang jenius tetapi ternyata gagal dalam menghadapi
ujian pendadaran. Di dalam ruang ujian sendiri tidak jarang mahasiswa mengalami
ketakutan, grogi, gemetar, berkeringat, yang pada akhirnya menggagalkan ujian
yang harus dihadapi.
Setelah
menulis skripsi, Anda memang harus mempertahankannya di hadapan dewan penguji.
Biasanya dewan penguji terdiri dari satu ketua penguji dan beberapa anggota
penguji. Lulus tidaknya Anda dan berapa nilai yang akan Anda peroleh adalah
akumulasi dari skor yang diberikan oleh masing-masing penguji. Tiap penguji
secara bergantian (terkadang juga keroyokan) akan menanyai Anda tentang skripsi
yang sudah Anda buat. Waktu yang diberikan biasanya berkisar antara 30 menit
hingga 1 jam.
Ujian
skripsi kadang diikuti juga dengan ujian komprehensif yang akan menguji sejauh
mana pemahaman Anda akan bidang yang selama ini Anda pelajari. Tentu saja tidak
semua mata kuliah diujikan, melainkan hanya mata kuliah inti (core courses)
saja dengan beberapa pertanyaan yang spesifik, baik konseptual maupun teknis.
Grogi,
cemas, kuatir itu wajar dan manusiawi. Akan tetapi, ujian skripsi sebaiknya
tidak perlu disikapi sebagai sesuatu yang terlalu menakutkan. Ujian skripsi
adalah “konfirmasi” atas apa yang sudah Anda lakukan. Kalau Anda melakukan
sendiri penelitian Anda, tahu betul apa yang Anda lakukan, dan tidak grogi di
ruang ujian, bisa dipastikan Anda akan perform well.
Cara
terbaik untuk menghadapi ujian skripsi adalah Anda harus tahu betul apa yang
Anda lakukan dan apa yang Anda teliti. Siapkan untuk melakukan presentasi. Akan
tetapi, tidak perlu Anda paparkan semuanya secara lengkap. Buatlah “lubang
jebakan” agar penguji nantinya akan menanyakan pada titik tersebut. Tentu saja,
Anda harus siapkan jawabannya dengan baik. Dengan begitu Anda akan tampak
outstanding di hadapan dewan penguji.
Juga,
ada baiknya beberapa malam sebelum ujian, digiatkan untuk berdoa atau
menjalankan sholat tahajud di malam hari. Klise memang. Tapi benar-benar sangat
membantu.
Pasca
Ujian Skripsi
Banyak
yang mengira, setelah ujian skripsi segalanya selesai. Tinggal revisi, bawa ke
tukang jilid/fotokopi, urus administrasi, daftar wisuda, lalu traktir makan
teman-teman. Memang benar. Setelah Anda dinyatakan lulus ujian skripsi, Anda
sudah berhak menyandang gelar sarjana yang selama ini Anda inginkan.
Faktanya,
lulus ujian skripsi saja sebenarnya belum terlalu cukup. Sebenarnya Anda bisa
melakukan lebih jauh lagi dengan skripsi Anda. Caranya?
Cara
paling gampang adalah memodifikasi dan memperbaiki skripsi Anda untuk kemudian
dikirimkan pada media/jurnal publikasi. Cara lain, kalau Anda memang ingin
serius terjun di dunia ilmiah, lanjutkan dan kembangkan saja penelitian/skripsi
Anda untuk jenjang S2 atau S3. Dengan demikian, kelak akan semakin banyak penelitian
dan publikasi yang mudah-mudahan bisa memberi manfaat bagi bangsa ini.
Bukan
apa-apa, saya cuma ingin agar bangsa ini bisa lebih cerdas dan arif dalam
menciptakan serta mengelola pengetahuan. Sekarang mungkin kita memang
tertinggal dari bangsa lain. Akan tetapi, dengan melakukan penelitian, membuat
publikasi, dan seterusnya, bangsa ini bisa cepat bangkit mengejar
ketertinggalan.
TIPS MENULIS DAN MENYUSUN SKRIPSI
Format Skripsi
Biasanya, setiap
fakultas/universitas sudah menerbitkan acuan/pedoman penulisan hasil penelitian
yang baku. Mulai dari penyusunan konten, tebal halaman, jenis kertas dan
sampul, hingga ukuran/jenis huruf dan spasi yang digunakan. Akan tetapi, secara
umum format hasil penelitian dibagi ke dalam beberapa bagian sebagai berikut.
Pendahuluan. Bagian pertama ini
menjelaskan tentang isu penelitian, motivasi yang melandasi penelitian tersebut
dilakukan, tujuan yang diharapkan dapat tercapai melalui penelitian ini, dan
kontribusi yang akan diberikan dari penelitian ini.
Pengkajian Teori & Peng
embangan Hipotesis. Setelah latar belakang penelitian dipaparkan jelas di bab
pertama, kemudian dilanjutkan dengan kaji teori dan pengembangan hipotesis.
Pastikan bahwabagian ini align juga dengan bagian sebelumnya. Mengingat banyak
juga mahasiswa yang “gagal” menyusun alignment ini. Akibatnya, skripsinya
terasa kurang make sense dan nggak nyambung.
Metodologi Penelitian. Berisi
penjelasan tentang data yang digunakan, pemodelan empiris yang dipakai, tipe
dan rancangan sampel, bagaimana menyeleksi data dan karakter data yang
digunakan, model penelitian yang diacu, dan sebagainya.
Hasil Penelitian. Bagian ini
memaparkan hasil pengujian hipotesis, biasanya meliputi hasil pengolahan secara
statistik, pengujian validitas dan reliabilitas, dan diterima/tidaknya
hipotesis yang diajukan.
Penutup. Berisi ringkasan, simpulan,
diskusi, keterbatasan, dan saran. Hasil penelitian harus disarikan dan
didiskusikan mengapa hasil yang diperoleh begini dan begitu. Anda juga harus
menyimpulkan keberhasilan tujuan riset yang dapat dicapai, manakah hipotesis
yang didukung/ditolak, keterbatasan apa saja yang mengganggu, juga saran-saran
untuk penelitian mendatang akibat dari keterbatasan yang dijumpai pada
penelitian ini.
Jangan lupa untuk melakukan
proof-reading dan peer-review. Proof-reading dilakukan untuk memastikan tidak
ada kesalahan tulis (typo) maupun ketidaksesuaian tata letak penulisan skripsi.
Peer-review dilakukan untuk mendapatkan second opinion dari pihak lain yang
kompeten. Bisa melalui dosen yang Anda kenal baik (meski bukan dosen pembimbing
Anda), kakak kelas/senior Anda, teman-teman Anda yang dirasa kompeten, atau
keluarga/orang tua (apabila latar belakang pendidikannya serupa dengan Anda).
Beberapa Kesalahan Pemula
Ketidakjelasan Isu. Isu adalah titik
awal sebelum melakukan penelitian. Isu seharusnya singkat, jelas, padat, dan
mudah dipahami. Isu harus menjelaskan tentang permasalahan, peluang, dan
fenomena yang diuji. Faktanya, banyak mahasiswa yang menuliskan isu (atau latar
belakang) berlembar-lembar, tetapi sama sekali sulit untuk dipahami.
Tujuan Riset & Tujuan
Periset. Tidak jarang mahasiswa menulis “sebagai salah satu syarat untuk
mencapai gelar kesarjanaan” sebagai tujuan risetnya. Hal ini adalah kesalahan
fatal. Tujuan riset adalah menguji, mengobservasi, atau meneliti fenomena dan
permasalahan yang terjadi, bukan untuk mendapatkan gelar S1.
Bab I: Bagian Terpenting. Banyak
mahasiswa yang mengira bahwa bagian terpenting dari sebuah skripsi adalah
bagian pengujian hipotesis. Banyak yang menderita sindrom ketakutan jika
nantinya hipotesis yang diajukan ternyata salah atau ditolak. Padahal, menurut
saya, bagian terpenting skripsi adalah Bab I. Logikanya, kalau isu, motivasi,
tujuan, dan kontribusi riset bisa dijelaskan secara runtut, biasanya bab-bab
berikutnya akan mengikuti dengan sendirinya. (baca juga: Joint Hypotheses)
Padding. Ini adalah fenomena yang
sangat sering terjadi. Banyak mahasiswa yang menuliskan terlalu banyak sumber
acuan dalam daftar pustaka, walaupun sebenarnya mahasiswa yang bersangkutan
hanya menggunakan satu-dua sumber saja. Sebaliknya, banyak juga mahasiswa yang
menggunakan beragam acuan dalam skripsinya, tetapi ketika ditelusur ternyata
tidak ditemukan dalam daftar acuan.
Joint Hypotheses. Menurut pendekatan
saintifik, pengujian hipotesis adalah kombinasi antara fenomena yang diuji dan
metode yang digunakan. Dalam melakukan penelitian ingatlah selalu bahwa
fenomena yang diuji adalah sesuatu yang menarik dan memungkinkan untuk diuji.
Begitu pula dengan metode yang digunakan, haruslah metode yang valid dan dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kalau keduanya terpenuhi, yakinlah bahwa
skripsi Anda akan outstanding. Sebaliknya, kalau Anda gagal memenuhi salah satu
(atau keduanya), bersiaplah untuk dibantai dan dicecar habis-habisan.
Keterbatasan & Kemalasan.
Mahasiswa sering tidak bisa membedakan antara keterbatasan riset dan “kemalasan
riset”. Keterbatasan adalah sesuatu hal yang terpaksa tidak dapat terpenuhi
(atau tidak dapat dilakukan) karena situasi dan kondisi yang ada. Bukan karena
kemalasan periset, ketiadaan dana, atau sempitnya waktu.
Kontribusi Riset. Ini penting
(terutama) jika penelitian Anda ditujukan untuk menarik sponsor atau dibiayai
dengan dana pihak sponsor. Kontribusi riset selayaknya dijelaskan dengan lugas
dan gamblang, termasuk pihak mana saja yang akan mendapatkan manfaat dari
penelitian ini, apa korelasinya dengan penelitian yang sedang dilakukan, dan
seterusnya. Kegagalan dalam menjelaskan kontribusi riset akan berujung pada
kegagalan mendapatkan dana sponsor.
Langganan:
Postingan (Atom)